Lahir Tidaknya Robot Pembunuh Ada di Tangan PBB
Lahir Tidaknya Robot Pembunuh Ada di Tangan PBB
Kemajuan teknologi robot tidak hanya membuat orang bahagia, beberapa
kalangan justru khawatir bila kemajuan tersebut justru akan melahirkan
robot-robot pembunuh. Sebelum itu terjadi, PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) didesak mengambil langkah tegas.
Desakan itu keluar dari organisasi HAM milik Universitas Hardvard,
IHRC. Menurut laporan IHRC, hukum yang ada saat ini tidak bisa menyentuh
para programer robot, pabrik pembuat, hingga oknum militer saat terjadi
kematian akibat robot, misalnya serangan drone.
Dalam laporan setebal 38 halaman itu, IHRC berharap di pertemuan
internasional PBB Bulan April nanti, salah satu organisasi
tertinggi di bumi itu bisa melahirkan peraturan yang bisa menghentikan
kelahiran robot pembunuh. Minggu depan PBB memang akan membahas soal
sistem persenjataan otomatis yang dianggap berbahaya bagi manusia di
Geneva, Swiss.
"Robot pembunuh otomatis memang belum lahir, tetapi perkembangan
teknologi mengarah ke hal itu. Bahkan, nenek moyang robot-robot pembunuh
itu sudah dipakai saat ini, misalnya sistem pertahanan milik Israel dan
Amerika yang diprogram untuk merespon serangan terhadap mereka," tulis
IHRC dalam laporan mereka.
IHRC juga mengatakan bila kurangnya kontrol manusia pada robot berupa
senjata otomatis membuat teknologi itu sulit diprediksi dampak
kerusakannya.
"Berbeda dengan senjata tradisional, sekali robot pembunuh
diturunkan, mereka akan secara utuh berpikir soal membunuh saja," lanjut
IHRC.
Sebelumnya, forum PBB terbukti ampuh untuk menghentikan perkembangan
senjata berbahaya. Mereka pernah melakukan larangan terhadap penggunaan
laser 'pembuta' di tahun 1995 dan pembersihan ranjau darat di tahun
2006. Lalu, apakah tahun ini akan muncul larangan pembuatan robot
militer? Kita tunggu saja kelanjutannya.
0 comments:
Post a Comment